MEMILIH MATERI
AJAR ASPEK MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN
Untuk
dapat memilih materi ajar yang tepat perlu diperhatikan beberapa hal
diantaranya:
1)
Melihat
standar kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum;
2)
Tingkat
kesesuaian materi dengan tema dan fokus pembicaraan;
3)
Kemampuan
kognitif, karakteristik, dan kebutuhan siswa.
Untuk
mengajarkan MMP ada beberapa motode yang dapat digunakan oleh guru antara lain:
1)
Metode
eja, yang memulai pembelajaran dengan memperkenalkan huruf dan bunyi secara
alfebetis; contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan
sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef], dan seterusnya.
2)
Metode
bunyi, yang merupakan bagian dari metode eja dilakukan melalui proses latihan
dan tubian untuk melafalkan huruf dengan benar; Contoh metode bunyi huruf
/b/ dilafalkan
[eb]
/d/
dilafalkan [ed]
3)
Metode
suku kata, yaitu memperkenalkan kata atau kalimat sederhana melalui pemecahan
suku kata. Metode ini sering juga dipadukan dengan metode kupas rangkai yaitu
merangkai suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata atau kalimat
sederhana.
4)
Metode
kata, pengenalan kata dengan menganalisis suku kata menjadi kata. metode ini
juga disebut dengan kata lembaga;
5)
Metode
global. Metode ini mengajarkan MMP dengan memulai dengan memperkenal-kan
kalimat sederhana disertai dengan gambar yang menarik minat siswa;
6)
Metode
SAS, metode ini singkatan dari Struktural Analitik Sintetik, metode ini hamper
sama dengan metode global yaoti mengajarkan membaca dan menulis melalui
pemberian kalimat utuh untuk membangun “kebermaknaan”. Hal ini juga dapat
dilakukan melalui gambar.
MEMILIH
MATERI AJAR ASPEK MENULIS DI KELAS TINGGI
Ada
tiga langkah pokok yang perlu dilakukan guru dalam memilih materi ajar.
·
Langkah
pertama adalah menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan
standar isi.
·
Langkah
kedua adalah menentukan materi pokok setiap standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
·
Langkah
ketiga adalah mengembangkan materi pokok dengan memanfaatkan berbagai sumber
belajar.
MERANCANG
BERBAGAI KEGIATAN MENULIS DI KELAS TINGGI YANG DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENULIS DAN BERPIKIR SISWA
·
Perancangan
kegiatan pembelajaran harus memperhatikan pemilihan metode atau model
pembelajaran yang berorientasi pada student active learning.
·
Kegiatan
pembelajaran juga harus mengakomodasi pendekatan yang mampu mengembangkan
karakter, kemampuan berpikir kritis, sikap empati, dan pengembangan
kreativitas.
·
Perancangan
kegiatan pembelajaran ini harus mengacu pada standar proses, yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
MEMPERJELAS
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PENILAIAN DAN EVALUASI DALAM PEMEBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA.
·
Penyusunan
perangkat penilaian harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·
Penyusunan
perangkat penilaian harus memperhatikan prinsip komprehensif (menyeluruh),
yaitu mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
·
Untuk
menekan faktor subjektivitas dalam penilaian karangan siswa, guru perlu membuat
rubrik penilaian.
MERUMUSKAN
HAKIKAT (PENGERTIAN, TUJUAN, JENIS, DAN MANFAAT) MEMBACA
a.
Hakikat
Membaca
pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses
yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan
proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses
psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses
pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan
terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui proses decoding
gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi,
diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan
melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi
sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan. Jadi, pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian,
yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai
proses mengacu pada aktifitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai
produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat
membaca.
b.
Pengertian
Berdasarkan
beberapa definisi tentang membaca, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu
dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan
aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis.
Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain
itu, dia bisa mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.
Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan
keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa, proses aktif, bertujuan, serta memerlukan
strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan jenis membaca.
c.
Tujuan
Hubungan
antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Pembaca yang
mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai tujuan dengan cara pencapaian
berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
membaca karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca.
d.
Jenis
Ada
dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan membaca tidak bersuara. Membaca
bersuara meliputi: membaca nyaring, membaca teknik, membaca indah. Membaca
tidak bersuara (membaca diam) meliputi: membaca teliti, membaca pemahaman,
membaca ide, membaca kritis, membaca telaah bahasa, membaca skimming (sekilas),
membaca cepat.
e.
Manfaat
Manfaat
membaca antara lain adalah sebagai berikut:
1)
Menambah
kosakata, tatabahasa, dan sintaksis.
2)
Mengalami
perasaan dan pemikiran yang paling dalam.
3)
Memicu
imajinasi.
4)
Memaksa
nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan
cerita atau memecahkan suatu misteri.
MENEMUKAN ISI
ATAU PESAN POKOK WACANA DARI SEBUAH PENGUMUMAN
Paragraf
yang baik harus mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema
yang menjiwai paragraf tersebut. Sifat gagasan utama adalah umum.
Ketika membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari
yang maknanya khusus atau spesifik. Sebuah paragraf terdiri dari beberapa
kalimat, karena syarat paragraf yang baik harus terdiri dari beberapa kalimat
yang gagasan utamanya tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada
beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.
Letak
kalimat utama dalam sebuah paragraf bisa terdapat pada awal paragraf, akhir
paragraf, awal dan akhir paragraf, serta diseluruh isi paragraf.
MERUMUSKAN
HAKIKAT (PENGERTIAN, TUJUAN, JENIS, DAN MANFAAT) MENULIS
a.
Pengertian
1)
Menurut
Jago Tarigan (1995:117) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan,
ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.
2)
Menurut
Donn Byrne (1988:1) Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi
memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara
mengkomunikasikan dan mengatur
3)
menurut
Lado (1964:14) menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa
yang dimengerti orang lain.
4)
SemI
(1990:8) mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran
atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.
5)
Menurut Gere (1985:4), menulis
dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang
subjek.
6)
Menulis berarti mendukung ide. Byrne (1988: 1), mengatakan bahwa
menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak
berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan
satu dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu.
7)
Crimmon
(1984.191), berpendapat bahwa menulis adalah kerja keras, tetapi juga merupakan
kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri mengkomunikasikan
gagasan kepada orang lain, bahkan dapat mempelajari sesuatu yang belum
diketahui.
8)
Lebih
lanjut Rusyana (1984:191), memberikan batasan bahwa kemampuan menulis atau
mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis
untuk mengungkapkan gagasan atau pesan.
9)
Berdasarkan
konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak
langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
b. Tujuan Menulis
Adapun
tujuan menulis tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Menginformasikan
segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan
pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat terjadi di muka
bumi ini.
2)
Membujuk;
melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap,
apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan.
3)
Mendidik
adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil
tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasanterus
diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang.
4)
Menghibur;
fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa,
radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak
pembacanya.
c.
Manfaat Menulis
Adapun
manfaat menulis dapat kita lihat dari berbagai segi yaitu.
1)
Secara
psikologis menulis sangat bermanfaat dan bisa membuat kita sehat bahkan mampu
membuat kita untuk mampu mengontrol diri. Melepaskan segala persoalan hidup.
2)
Secara
metodologis menulis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara teratus untuk
melakukan suatu tindakan yang sesuai yang dikehendaki, bahkan untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
3)
Secara
filosofis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara radikal atau berpikir
secara mendalam.
4)
Secara
pendidikan mampu mempengaruhi kita untuk melakukan proses belajar. Maka
sesering kali kita menulis atau seberapa banyak kita menulis, maka sesering itu
pula kita telah melakukan proes pendidikan atau proses belajar.
d.
Jenis-Jenis Menulis/Tulisan
Keterampilan
menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda.
Sudut pandang tersebut adalah
1)
kegiatan
atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan
2)
hasil
dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut
pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu;
Ø karangan narasi,
atau kisahan adalah menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
(tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Ø eksposisi,
adalah menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan dan pandangan seseorang.
Ø deskripsi, yaitu
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda.dan
Ø argumentasi
adalah adalah tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan
atau mempengaruhi.
Ø Persuasi adalah
karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat
membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit
maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis agar pembaca menerima
pendapanya.
MENEMUKAN ISI
ATAU PESAN POKOK WACANA DARI SEBUAH BERITA
Paragraf
yang baik harus mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema
yang menjiwai paragraf tersebut. Sifat gagasan utama adalah umum.
Ketika membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari
yang maknanya khusus atau spesifik. Sebuah paragraf terdiri dari beberapa
kalimat, karena syarat paragraf yang baik harus terdiri dari beberapa kalimat
yang gagasan utamanya tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada
beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.
Letak
kalimat utama dalam sebuah paragraf bisa terdapat pada awal paragraf, akhir
paragraf, awal dan akhir paragraf, serta diseluruh isi paragraf.
MENEMUKAN ISI
ATAU PESAN POKOK DALAM WACANA NARATIF SEPERTI CERITA ATAU PUISI
Paragraf
yang baik harus mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema
yang menjiwai paragraf tersebut. Sifat gagasan utama adalah umum. Ketika
membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari yang
maknanya khusus atau spesifik. Sebuah paragraf terdiri dari beberapa kalimat,
karena syarat paragraf yang baik harus terdiri dari beberapa kalimat yang
gagasan utamanya tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada
beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.
Letak kalimat utama dalam sebuah
paragraf bisa terdapat pada awal paragraf, akhir paragraf, awal dan akhir
paragraf, serta diseluruh isi paragraf.
MEMBANDINGKAN BERBAGAI JENIS WACANA
BAHASA INDONESIA (DESKRIPSI DAN NARASI)
Wacana
narasi berbeda dengan wacana deskripsi. Wacana narasi
berisi cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa.
Ada dua jenis narasi, yaitu narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Narasi
ekspositoris berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang),otobiografi
/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi
Imajinatif berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya
terdapat pada cerita novel atau cerpen. Wacana
deskripsi menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan
pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau
citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga
seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek
tersebut.
MEMBANDINGKAN BERBAGAI WACANA BAHASA
INDONESIA (ARGUMENTASI DAN EKSPOSISI)
a.
Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapanya. Argumentasi
berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan
dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa.
2001:45).
Sejalan
dengan itu argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan
pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi
ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat
alasan atau argument tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan
terhadap pendapat tersebut.
Contoh
Argumentasi :
Kedisiplinan
lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti pada
bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu,
jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu
ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003: 45).
b.
Eksposisi
Eksposisi
biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha
menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian
atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap
fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi
yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah,
skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat,
bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat
untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan. Eksposisi
menurut Suparno (1995: 5) adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu,
mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam eksposisi masalah yang
dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan
bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang Dari uraian di atas,
dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi, penulis harus memiliki
pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang
penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca
referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian,
misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan
terhadap objek dan sebagainya. Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik
maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka
karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka
(pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan
penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam
bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun
dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh
eksposisi :
Masa
remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun, masa itu juga
merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu pertanda bahwa Anda telah memasuki
masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda harapkan tidak begitu tampak.
Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang
khas untuk membantu mempercepat proses penyembuhan jerawat serta membantu
menghindari timbulnya jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari berjuta-juta
pemakai Clearasil di dunia dan tampilkan wajah Anda dengan banggga !
UNSUR-UNSUR
KARYA TULIS ILMIAH
Sistematika
Karya Tulis Ilmiah:
Bab
I. Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Masalah
Latar belakang
penulisan merupakan gambaran umum yang berisi alasan mengapa memilih topik
karya tulis ilmiah tersebut dan untuk menunjukkan mengapa topik tersebut
penting. Suatu masalah diangkat menjadi tulisan dalam karya ilmiah disebabkan
oleh beberapa hal antara lain:
1.
Masalah
itu menyangkut kepentingan umum baik mendesak maupun tidak
2.
Masalah
itu merupakan bagian dari mata rantai masalah yang jika tidakdicarikan solusi
pemecahannya berpotensi melahirkan masalah baru
3.
Masalah
itu penting dimana pemecahannya dapat mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu
pengetahuan.
B.
Identifikasi dan
Perumusan Masalah
Latar belakang
penulisan merupakan gambaran umum yang berisi alasan mengapa memilih topik
karya tulis ilmiah tersebut dan untuk menunjukkan mengapa topik tersebut
penting. Rumusan masalah yang baik menurut Fraenkel dan Wallen (1990:22)
cirri-cirinya yaitu:
1.
Masalah
harus feasible: masalah yang diangkat
harus dapat dicarikan solusinya melalui sumber yang jelas, tidak menghabiskan
banyak dana, tenaga, dan waktu.
2.
Masalah
harus jelas: seluruh pembaca member persepsi yang sama terhadap masalah yang
diteliti;
3.
Masalah
harus signifikan: jawaban masalah yang diberikan harus mampu memberikan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi serta pemecahan
masalah kehidupan manusia.
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
berangkat dari rumusan masalah yang ada. Biasanya sejumlah tujuan penelitian
(penulisan) harus sesuai dengan sejumlah rumusan masalah. Dengan kata lain,
menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai peserta melalui karya tulis tersebut
berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan.
D.
Telaah Pustaka
Telah pustaka
berisi:
1.
Uraian
yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah
yang dikaji;
2.
Uraian
mengenai pendapat berkaitan dengan masalah yang dikaji. Uraian mengenai
pemecahan masalah yang pernah dilakukan. Hal ini untuk menunjukkan orisinalitas
penulisan.
E.
Metode
Pengumpulan data
Menjelaskan
secara lengkap metode pengumpulan data yang digunakan serta alasan mengapa
memilih metode dan data tersebut;
F.
Ruang Lingkup
Penulisan
Menjelaskan mengenai
wilayah yang menjadi pembahasan dalam karya tulis, serta
keterbatasan-keterbatasan kalau seandainya ada. Misalnya saja ruang lingkup
penelitian yang dilakukan adalah dalam lingkup sekolah tertentu, periode
penelitian, jenis kegiatan yang diteliti, dan sebagainya.
G.
Bagian
Isi/Analisi-Pemecahan Masalah/Pembahasan
Analisis
permasalahan didasrkan pada data dan/atau informasi serta telaah pustaka untuk
menghasilkan alternative model pemecahan masalah yang kreatif.
Pemecahan
masalah merupakan alternative solusi/pemecahan masalah yang mungkin/dapat
dipilih untuk memecahkan permasalahan.
H.
Kesimpulan-Saran
Merupakan uraian
singkat mengenai isi dan dari karya tulis, terutama uraian singkat atas pokok
masalah, analisis data dan pembahasan. Kesimpulan harus konsisten dengan
analisis permasalahan.
Atas hasil
analisi dan pembahasan masalah, diharapkan ada saran-saran yang dapat
diberikan.
I.
Bagian Akhir
1.
Daftar Pustaka, ditulis untuk
memberikan informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang
disebutkan;
2.
Daftar Riwayat
Hidup, minimal
mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, karya-karya ilmiah yang pernah
dibuat, penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih.
Lampiran (jika diperlukan)
MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK,
STRUKTUR, DAN CIRI-CIRI KARYA SATRA PROSA.
Unsur-unsur Intrinsik prosa yaitu:
1.
Tema
Tema
adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut
segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan
apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsure karangan itu. Bisa saja tema
terdapat pada unsur penokohan, alur, atau latar.
2.
Alur
Alur
merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
3.
Tokoh dan Penokohan
Penokohan
yaitu cara kerja pengarang untuk menampilkan tokoh cerita.
4.
Latar
Latar
adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam
cerita.
5.
Sudut Pandang
Sudut
pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.Posisi
pengarang ini terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung, sebagai orang
pertama dan berperan sebagai pengamat atau sebagai orang ketiga.
6.
Amanat
Amanat
merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui karyanya.
Unsur-unsur
Ekstrinsik
Unsur
ekstrinsik prosa adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya
sastra, seperti faktor pengarang, faktor kesejarahan, dan faktor sosial budaya.
1.
Biografi Pengarang
Menurut
Wellek & Warren penyebab lahirnya suatu karya sastra (termasuk drama)
adalah pengarangnya sendiri. Itulah sebabnya biografi sang pengarang dapat
dipergunakan untuk menerangkan dan menjelaskan proses terciptanya suatu karya
sastra.
2. Pemikiran
Sastra
sering dilihat sebagai suatu bentuk filsafat, atau sebagai pemikiran yang terbungkus
dalam bentuk khusus. Dengan kata lain sastra sering dianggap untuk mengungkapkan
pemikiran-pemikiran yang hebat, baik pemikiran psikologis ataupun filsafat.
3. Sosial Budaya
Masyarakat
Unsur
ekstrinsik lain yang paling banyak dipermasalahkan adalah unsur yang berkaitan
dengan biografi pengarang yang menyangkut latar sosial budaya masyarakat yang
terkait dengan karya sastra. Hal tersebut karena adanya hubungan timbal balik
antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.
Ciri-ciri Prosa
Lama
1.
Dipengaruhi
oleh sastra hindu atau arab.
2. Ceritanya anonim
“tanpa nama”
3. Milik bersama.
4. Bersifat statis,
sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5.
Berbentuk
hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
Ciri-ciri Prosa
baru
1.
Tertulis.
2. Masyarakat
sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
3. Dipengaruhi
pengarangnya.
4. Dipengaruhi sastra
barat.
5.
Bentuk
roman,cerpen,drama.
MENILAI
PROSA
Terdapat
tiga langkah dalam mengapresiasi sebuah karya sastra, khususnya prosa:
1.
Langkah
pertama adalah keterlibatan jiwa. Dalam langkah
ini pembelajar dapat memahami masalah yang diangkat oleh penulis dalam karya
sastranya.
2.
Langkah
kedua adalah pemahaman dan penghargaan atas penguasaan
sastrawan dalam menyajikan pengalaman melalui karya sastra.
3.
Langkah
ketiga adalah langkah analisis. Pada langkah ini
pembelajar diharapkan dapat mempermasahkan fakta-fakta yang tertuang dalam
karya sastra dan menemukan fakta-fakta tersebut dengan realitas kehidupan pembelajar.
MENGAPRESIASI DRAMA
Pengertian
apresiasi dalam drama sama dengan apresiasi sastra lainnya, yaitu merupakan penafsiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang
wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis.
Berdasarkan hal itu, layaklah drama sebagai karya sastra merupakan hal yang utama
untuk didekati, dipahami, ditelaah, dan diapresiasi. Berdasarkan hasil apresiasi
naskah yang dilakukan akan diperoleh pengalaman. Pengalaman inilah yang
akhirnya kita hubungkan dengan keadaan sebenarnya di luar drama. Akhirnya ditemukanlah
suatu perubahan nilai-nilai dalam diri.
Hal-hal
yang dapat diapresiasi antara lain:
1. Isi
(sinopsis);
2. Tema;
3. Alur/Plot;
4. Tokoh dan
penokohan;
5. Dialog;
6. Konflik;
7. Latar; dan,
8.
Unsur
ekstrinsik.